Posts

Menggali Akar Kekerasan Seksual di Waingapu: Normalisasi Konten Seksis di Media Sosial sebagai Pemicu yang Terabaikan?

Image
Beberapa waktu lalu, sebuah postingan tentang angka kekerasan di Sumba Timur menarik perhatian saya. Sebelum postingan dalam bentuk video ini dibagikan di media sosial oleh pengguna Facebook Pro, pada 5 April lalu saya sempat bertanya pada kk Rambu Dai Mami , ketika ia menuliskan status tentang 45,5% penghuni rumah tahanan Waingapu adalah pelaku kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Itu artinya, dari 191 tahanan di Sumba Timur, 87 di antaranya terlibat dalam kasus kekerasan seksual. Angka ini menggambarkan situasi yang sangat mengkhawatirkan.  Saya tidak ingin membicarakan betapa mengerikannya angka-angka tersebut. Kita tahu, bahwa melihat angka yang sangat amat tinggi itu, Sumba Timur, yakin saya, sudah darurat kekerasan seksual. Namun, dlam tulisan ini, saya tidak ingin membicarakan angka-angka itu. Saya ingin membicararakan hal yang lain, yang, menurut saya, memiliki pengaruh besar terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak (di Waingapu):...

Membaca BELIS sebagai Suatu Kemarahan

Tanggapan atas tulisan Nenansi Grasiani  Saya membaca tulisan seorang teman yang berjudul BELIS . Benar, judul tersebut ditulis dengan huruf kapital, lalu diberi keterangan agar pembaca membacanya tanpa menggunakan emosi. Saya membaca tulisan ini sekali, kemarin. Lalu, sekali lagi ketika ingin menuliskan ini. Dan, sekali lagi ketika selesai bertemu penulisnya.  Kepada para pembaca, kata "jangan pakai emosi," diperintahkan. Lalu, ketika saya membaca tulisan ini berkali-kali. Ada emosi di dalamnya. Ada gelora yang membara. Ada sesuatu, yang, memang kalau dibaca membuat hati berdebar. Secara keseluruhan, ini adalah tulisan dengan nada emosional yang kuat, ditulis dari perspektif feminis dengan kemarahan terhadap sistem yang merugikan perempuan. Pesannya jelas: perempuan tidak butuh belis untuk membuktikan nilai mereka, dan mereka tidak seharusnya diperlakukan sebagai properti hanya karena ada transaksi dalam pernikahan. Eits, tunggu dulu. Kau hanya akan merasakan itu bila kau pa...