Hanya Teman. T. E. M. A. N.

"Barangkali Kau butuh waktu untuk berpikir lagi. Itulah mengapa aku mau menunggumu. Meski aku tahu bahwa aku tidak akan menjadi siapa-siapamu." "Ceritaku berawal ketika aku curhat padanya, menceritakan tentang orang yang sedang kusukai saat itu," kata temanku ketika kutanya kenapa dia segalau ini. "Lama-lama perasaan ini menggelunjak. Pengennya selalu ada," lanjutnya lagi. Aku jadi terharu mendengar pernyataannya, sebab aku pernah merasakan hal yang sama. Awalnya jadi teman curhat. Lama-lama timbul perasaan. Kemudian ditinggalkan. "Arhhhh sebangsat inikah perasaan?" Katanya lagi dengan penuh emosi. Tapi Aku melihatnya dari sisi yang berbeda. Itu merupakan luapan kekecewaannya pada dirinya sendiri. Yah, mungkin. Perasaan yang tak berbalas. Berharap tapi tak diharapkan. Barangkali itu yang dirasakannya saat ini. Begitulah cinta. Terkadang ia tak seindah yang kita bayangkan. Ketika kita mulai mencintai seseorang yang salah, maka...