Kakek Membaca Cerita Rakyat Sumba
"I Rambu Kahi Kapuala," kata kakek saat membaca satu judul cerita rakyat Sumba dari bukunya bapa dosen, Retang Wohangara. "Nggarra wanna ka na kapuala, bhoku?"¹ "Bhe ma-pongu dhuya ni. Ma-pongu nda lu-langa ya."² Hari masih teramat pagi, saat saya menawarkan untuk membaca buku yang baru saja saya peroleh beberapa waktu lalu. "Ninya na mbuku na ma pa-hillu humbangu, bhoku,"³ kata saya saat kakek dan saya menikmati secangkir minuman penghangat berupa kopi dan teh untuk kami masing-masing. "Mbuhangu pa-mbaca ya?"⁴ Tanpa menunggu aba-aba darinya, saya lalu pergi mengambil buku yang saya maksud. Segel pertama buku ini dibuka oleh kakek. Sebab, saat mengambil buku ini di SMP Katolik Anda Luri, hingga pagi tadi, saya belum ada waktu untuk membuka segel buku ini, lalu membaca isinya. "Ai ku-ngandi ayaka latti na kaca mata-nggu kangiau," sesal kakek saat menerima buku ini. Waktu saya mengambil buku ini di ibu kepsek SMP An...