Parfum Perempuan
Pagi tadi, saya melihat teman kerja saya mengeluarkan parfum dari tasnya. Lalu, saya berinisiatif untuk memintanya. "Minta dulu saya pakai," kata saya. Tahu apa jawabannya? Tentu saja, ia berkata, "ini parfum perempuan, kk." Saya yang datang tanpa menggunakan parfum sejak lama, tetap kekeh memintanya. Semprotan pertama, rupanya harum juga. Dua, tiga, empat saya kira, saya menyemprotkan parfum itu sampai tujuh kali, seperti nomornya CR7. Setelah saya memakai parfum itu, saya lalu bertanya-tanya dalam hati, benarkah ini parfum perempuan? Apakah parfum benar-benar memiliki jenis kelamin? Ataukah ini hanya hasil dari konstruksi sosial yang dibentuk oleh industri dan media? Waktu membalas jawaban teman saya itu tadi, sih, saya bilangnya begini, "tidak ada jenis kelaminnya ini parfum." Menurut teori feminisme, parfum tidak memiliki jenis kelamin secara inheren, melainkan dipengaruhi oleh norma-norma gender yang ada di masyarakat. Gender adalah peran...