Posts

Apakah Anda Lulusan ANDA LURI?

Image
Mendengar kata ANDA LURI, teringat bangunan tua dengan arsitektur eropa yang indah terletak di Jl. M. T. Haryono, No. 21. Waingapu. Bangunan yang didirikan dengan penuh perjuangan itu, kini telah berusia 60 tahun. Diusianya yang yang telah memasuki setengah abad lebih ini, ANDA LURI masih tetap berdiri kokoh.  Ya, ANDA LURI yang berarti "Jalan Kehidupan" adalah sebuah sekolah yang bersih, hijau, hangat, dan sederhana. Kehangatan dan kesederhanaan itu mewarnai disetiap sudut kehidupan di ANDA LURI yang terlihat jelas pada setiap hubungan timbal balik antara siswa, guru dan karyawan maupun ibu-ibu kantin.  Hal ini terbukti ketika terpisah lama dari sekian banyak siswa pasti para guru dan karyawan masih mengingat beberapa mahasiswa yang pernah belajar di sana, sebaliknya walaupun status siswa telah berubah menjadi mahasiswa ataupun menjadi berbagai macam profesi pasti masih mengingat beberapa guru dan karyawan. Apalagi jika semasa mengemban ilmu dulu kita sering di ...

SEPETAK SURGA BERNAMA ANDA LURI

Image
"Sepetak Surga Bernama Anda Luri" Penggalan judul diatas, terinspirasi dari salah tulisan yang termuat dalam sebuah buku "Pesta Emas Anda Luri" yang ke-50 tahun. Entah siapa pengarangnya, saya sudah lupa. Tapi ada beberapa kalimat yang saya ingat hingga saat ini. "Aku punya mimpi, maka: Aku mohon, PELUKLAH MIMPI-MIMPIKU. Aku punya kebanggaan, maka: Aku berpesan, RAWATLAH KEBANGGAANKU. Aku punya kerinduan, maka: Aku berharap, AJAKLAH AKU BERSUA DENGANMU.  Dan Aku punya harapan di tanah ini, maka: BERIKANLAH AKU SEPETAK SURGA BERNAMA ANDA LURI". Sedikit kisah tentang Anda Luri, tentang keakraban cinta yang mengalir di dalamnya. Dan tentang rindu yang telah terobati setelah sekian lama tak berjumpa dengan Almamater tercinta.  Untuk menceritakan tentang Anda Luri, saya tidak tahu harus memulainya dari mana. Inspirasi itu tiba-tiba muncul setelah diajak teman untuk ke sekolah, pagi tadi. So, tanpa basa-basi lagi, kupersembahka...

SEMESTA

Image
Jika kuharus mendoakanmu, maka pada Semestalah Aku berharap: "semoga Semesta menyayangimu" Aku ingat jelas hari itu. Hari dimana Kau memintaku untuk membuatkan puisi tentang "semesta" kala kita sedang asyik-asyiknya beradu pendapat tentang siapa yang harusnya "peka" dan siapa yang seharusnya memberi "kode". Ya, KITA sedang beradu pendapat tentang sebuah kode untuk peka. Hari itu seakan menjadi tanda bahwa memang sudah seharusnya kita saling mengerti. Mengerti untuk dimengerti dan mengerti untuk saling memahami. Sayangnya "semesta" tak mendukung hingga akhirnya "kode" yang Kau beri belum menyentuh pangkal "peka"ku. Aku ingat jelas, kala itu Kau muat story singkat di Whatsappmu yang menjelaskan dimana keberadaanmu. Saat itu Kau sedang berada di pantai. "sedang apa?" Tanyaku singkat, yang diikuti jawaban darimu. "Lari sore" jawabmu singkat namun menjadi gerbang yang membuka ...

Hanya Teman. T. E. M. A. N.

Image
"Barangkali Kau butuh waktu untuk berpikir lagi. Itulah mengapa aku mau menunggumu. Meski aku tahu bahwa aku tidak akan menjadi siapa-siapamu."         "Ceritaku berawal ketika aku curhat padanya, menceritakan tentang orang yang sedang kusukai saat itu," kata temanku ketika kutanya kenapa dia segalau ini. "Lama-lama perasaan ini menggelunjak. Pengennya selalu ada," lanjutnya lagi. Aku jadi terharu mendengar pernyataannya, sebab aku pernah merasakan hal yang sama. Awalnya jadi teman curhat. Lama-lama timbul perasaan. Kemudian ditinggalkan. "Arhhhh sebangsat inikah perasaan?" Katanya lagi dengan penuh emosi. Tapi Aku melihatnya dari sisi yang berbeda. Itu merupakan luapan kekecewaannya pada dirinya sendiri. Yah, mungkin. Perasaan yang tak berbalas. Berharap tapi tak diharapkan. Barangkali itu yang dirasakannya saat ini. Begitulah cinta. Terkadang ia tak seindah yang kita bayangkan. Ketika kita mulai mencintai seseorang yang salah, maka...

MAAF DAN TERIMA KASIH

Image
Aku mengenalnya pada sebuah kesempatan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Sejak pandangan pertama aku meyakini bahwa wanita inilah yang dititipkan Tuhan untukku. Tapi sejujurnya aku tak pernah mempercayai bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada. Yang kuyakini adalah cinta yang dipertemukan setelah adanya pertemuan awal. Tetapi, semuanya berubah ketika Aku menatap matanya. Ah.... sungguh diluar dugaanku. Menatap matanya saja sudah membuatku mempercayai hal yang selama ini tak pernah kupercayai. Ya. Aku telah jatuh cinta padanya. Pada jumpa pertama itu. Kala itu, senyumnyalah yang menyegarkan jiwa setelah perjalanan jauh yang memabukkan, udara yang pengap dan rasa lapar yang menggebu. Setelah pertemuan itu, hubunganku dengannya semakin intens. Chatting demi chatting pun tak dapat kami hindari meski yang diperbicangkan adalah hal-hal yang sudah diperbicangkan di hari lain. Seakan hukum Newton yang pernah kupelajari dulu bekerja pada diri kami. Ada aksi, ada reaksi. Ia tak ...

Sepotong Rindu diujung "Maaf"

Image
Sepotong Rindu diujung "Maaf" Untukmu......... Yang berani berkata jujur walau akhirnya rasa "Benci" yang Kau dapat. Selamat! Akhirnya kita pernah merasakan hal yang sama. Tetap tenang dan teruslah berjuang untuk sepotong maaf. Sebab kata "Maaf" tak selamanya harus dibawa pergi. Percayalah bahwa mereka yang pernah berkata: "biasakan untuk tidak menyakiti hati orang lain sebab kata maaf tak selamanya dapat menyembuhkan hati yang terluka" hanyalah mitos yang terkadang menjadi fakta bagi sebagian orang yang tak ingin berjuang demi sepotong maaf dan tenggelam dalam rasa bersalah walau dalam hati tak mendukung bahwa sepenuhnya ia bersalah. Entahlah, hati hanya bisa menyangka, tapi waktu yang menentukan luka. Tepat saat Kau mengungkapkan rasa, disitu pula akhirnya Kau dapatkan "Rasa Benci" yang tak beralas. UNTUKMU YANG TAK PERNAH KUMILIKI TAPI SEMPATKAN DIRI MEMBENCI...... Selamat berjumpa kembali pada derasnya kehidupan yang ki...

Tentang Rindu

Image
Tentang Rindu Bila rindu ini masih milikmu Kuhadirkan sebuah tanya untukmu Harus berapa lama aku menunggumu Aku menunggumu ............................. Ah, sudahlah! Jika Kau rindu, katakan saja!!! Jangan biarkan tangismu terus membasahi bumi. Aku juga rindu kok. Rindu untuk segera kembali pada hangatnya senyummu. Tapi, redahkanlah dulu tangismu agar aku tak kehujanan pada jalan menuju hatimu. Dan satu lagi, jangan biarkan gerimis di pagi ini merintikkan rindu di ingatanku tentang kisah cinta di SMA dulu yang akhirnya membuatku kembali memeluk hujan atas rindu yang menyesakan dada dan tangis yang tak tertampung bersama kenangan yang telah usai. Kopi, senja, hujan dan kenangan Kopi, senja, hujan dan kenangan adalah empat hal yang tak pernah hilang dari pikiranku kala rindu menjengukku. Dan andaikan ia datang kembali bersama kenangan yang tak ingin kulupakan, aku akan berusaha menangkalnya dan menyuruh rindu ini untuk pergi. Ya, pergilah!! Karena  telah...