Akti(F)vis Selangkangan
Tulislah ini jika kelak kau merasa muak, bukan agar kau terlihat menarik. Apalagi membuat lawan jenismu tertarik. Kata ayah pada anak.
Nak, kata ayah pada anak. Jika kelak kau temukan mereka sedang merangkak, jangan sekali-kali kau mengikuti perilaku mereka sambil bergerak membungkuk. Sekali lagi jangan pernah ikut bergerak jika mereka mengajakmu merangkak.
Nak, kata ayah lagi pada anak. Bekerjalah sesuai apa yang kau pikirkan, tanpa mencampur-aduk segala urusan hati yang telah terbentuk karena keseringan berembuk.
Nak, kau harus tahu banyak tentang yang cantik, yang menarik, juga yang bertanduk agar kau tak tertusuk atau dibentuk untuk menusuk idealismemu yang telah lama kau bentuk.
Kau lihat perempuan itu? Di sana, di seberang sana ia menyimpan dukanya dengan pilu. Habis sudah janji manis yang ia terima dulu, sebab cintanya yang tulus diberi kepada asu. Bukan aku.
Di sana, ia berteriak agar kaumnya tak mengikuti jejaknya, tapi apa yang ia terima? Julukan aktivis medsos karena mereka hanya melihat tulisannya yang membara. Perlawanannya tak lagi sekuat tenaga, sebab semangat telah direnggut oleh mereka yang begitu membara. Menolak di sini, menolak di sana. Merenggut cinta milik yang tak berdaya.
Nak, kerjakan saja apa yang ingin kau kerjakan. Jangan berharap di luar sana akan ada yang menyukaimu hanya dengan senyuman. Sebab mereka lebih suka melihat yang teriak-teriak dengan sekali boom, muncul ledakan. Hatinya ikut melayang sampai lupa Tuhan.
Nak, jangan sekali-kali kau ikuti mereka yang merayakan perjamuan untuk mengabadikan perpisahan dengan sembari berteriak dengan lantang: kita harus hormati perempuan! Di sisi lain, mereka telah banyak mengotori selangkangan dengan janji manis yang takkan berakhir dengan perpisahan. Kemudian perempuan itu dilepaskan.
Cerita apa lagi yang ingin kau dengar? Sini, kubisikkan kau tentang mereka-mereka itu. Manusia yang memanfaatkan cinta dan rindu, merenggut kesucian yang tak ingin pilu. Kemarilah, nak. Selagi aku masih ingin muak dengan segala tipu muslihat mereka yang memperdaya kaummu.
"Nak, kau tak pantas seperti mereka!"
.
.
.
📷: Walpaperlist.com
Comments
Post a Comment