Gula: Manis sih, tapi.....
Saat keasyikan menonton, saya malah fokus pada adegan di mana Charlie Hesketh (calon anggota Kingsman yang gagal pada serial sebelumnya) bertemu Poppy Adams, pemimpin kartel narkoba terbesar dunia di tempat persembunyiannya. Dalam adegan tersebut, diceritakan bahwa gula delapan kali lebih adiktif daripada kokain dan lima kali lipat penyebab kematian. Namun, seperti yang dikatakan dalam adegan film Kingsman tersebut, gula itu legal.
Okay, sudah. Sekian dulu. Saya tidak sedang menceritakan film Kingsman. Tulisan ini terinspirasi dari adegan tersebut dimana secara tidak langsung disebutkan, bahwa gula berbahaya.
Berdasarkan catatan International Diabetes Federation, disebutkan bahwa diabetes telah menyebabkan 6,7 juta kematian di dunia pada 2021 di mana Tiongkok menjadi negara dengan jumlah kematian terbesar di dunia yang mencapai 1,39 juta orang. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat di peringkat ke dua dengan jumlah kematian sebanyak 669 ribu. Lalu, India berada di peringkat ke tiga dengan jumlah sebesar 647 ribu.
Indonesia sendiri berada di peringkat ke enam dengan kematian akibat diabetes mencapai 236 ribu. Di urutan ke lima dan ke empat adalah Jepang dan dengan jumlah kematian akibat diabetes sebanyak 245.010 ribu orang dan 396.625 orang.
Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah.
Apa itu glukosa?
Mari kita mulai kembali tulisan ini seperti cerita dalam film Kingsman tadi, bahwa gula delapan kali lebih adiktif daripada kokain dan lima kali lipat penyebab kematian.
Gula adalah struktur paling sederhana dari karbohidrat. Seperti yang kita ketahui, ada berbagai macam sumber karbohidrat, misalnya beras yang kita olah menjadi nasi, jagung, gandum, sagu, buah-buahan, biji-bijian, dan kentang.
Ketika kita mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, tubuh akan memecahnya terlebih dahulu menjadi bagian terkecil, yakni gula. Kemudian barulah diserap untuk proses yang lebih lanjut.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menemukan gula sebagai bahan pemanis tambahan untuk sesuatu yang kita nikmati. Misalnya pada komposisi makanan yang sering kita temukan dimana mengandung sukrosa, glukosa, atau fruktosa di dalamnya. Sebenarnya, ketiga zat tersebut termasuk dalam jenis gula, atau karbohidrat sederhana.
Glukosa dan fruktosa adalah jenis gula paling sederhana dibandingkan sukrosa. Glukosa dan fruktosa sama-sama termasuk golongan gula yang dinamakan monosakarida. Ini jenis gula yang paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi.
Berbeda dengan glukosa, sukrosa termasuk ke dalam jenis disakarida. Itu artinya sukrosa terbuat dari gabungan dua monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa. Contoh sukrosa yang paling sering digunakan adalah gula pasir.
Lalu, apakah gula berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia?
Gula merupakan salah satu sumber energi utama bagi tubuh. Meski memiliki peran yang penting, gula tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab, komponen gula yang terbentuk dari fruktosa dan glukosa ini bisa memicu banyak penyakit, termasuk diabetes atau kadar gula darah tinggi.
Untuk mengurangi resiko tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan panduan konsumsi gula yang tepat agar tubuh selalu sehat dan terhindar dari penyakit kronis. Untuk mencapai kesehatan tubuh yang maksimal, asupan gula yang diperbolehkan hanyalah 5% dari kebutuhan kalori harian.
Hal ini berlaku untuk orang dewasa maupun anak-anak dimana untuk orang dewasa, gula yang dikonsumsi tidak lebih dari 30 gram (7 sendok teh) per hari, untuk anak usia 7–10 tahun, konsumsi gula tidak lebih dari 24 gram (6 sendok teh) per hari dan untuk anak-anak berusia 2–6 tahun, konsumsi gula tidak lebih dari 19 gram (4 sendok teh) per hari.
Alternatif lainnya adalah, kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula atau makanan yang manis-manis. Tapi kalau tidak mau diabetes tapi tetap bisa menikmati yang manis-manis, lihat saja foto profil saya🙈😂
Comments
Post a Comment