Yesus, Terminator dan Saya
Dalam suatu kesempatan, ketika Yesus memberkati makanan dan minuman yang tersedia pada saat-saat terakhir-Nya, Ia berkata, "saudara-saudaraku, waktuku bersama kalian hampir selesai. Tapi untuk sekarang, mari kita makan." Tiba-tiba, pintu didobrak. Seseorang dari masa depan telah diutus untuk menyelamatkan Yesus. Ia adalah Terminator.
Semua murid Yesus yang hadir di sana kaget. Dengan facial recognition yang dimilikinya, Terminator dengan mudah mengenali wajah pengkhianat Yesus. "Makan ini," katanya. Lalu "dorrrrr!" menembak Yudas Iskariot.
"Kamu tidak mengerti, yah?" tanya Yesus marah.
"Kamu telah ditargetkan untuk dimusnahkan," jawab Terminator.
"Aku sudah bilang padamu, Aku seharusnya mati untuk menebus dosa manusia." Lalu Yesus pun membangkitkan Yudas.
"Aku diprogram untuk melindungi-Mu." Kemudian, sekali lagi, "dorrrrr!" Yudas yang bangkit tadi, sekali lagi mati setelah dibangkitkan dari kematian sebelumnya.
"Berhenti! Berhenti membunuh Yudas," marah Yesus.
"Tapi dia akan mengkhianatimu."
"Aku tahu. Lihat! Ada banyak yang harus kupikirkan dipikiranku saat ini. Dan kau mulai membuatku tertekan! Mengerti?"
Sekali lagi, Yesus membangkitkan Yudas yang telah mati untuk ke dua kalinya. Tapi, Terminator tidak kehabisan akal. Karena ia diprogram untuk melindungi Yesus, maka ia mencari cara sekali lagi untuk membunuh Yudas. Lalu, ia kepikiran suatu ide.
"Lihat," katanya. "Ada semak-semak terbakar di arah jam 10."
Dan lagi-lagi, semua orang yang hadir di situ, murid-murid Yesus, termasuk Yesus, menoleh ke arah semak-semak yang terbakar seperti dikatakan Terminator. Saat semuanya menoleh, tiba-tiba, "dorrrrr!" sekali lagi, peluru dari senapan Terminator menembus dada Yudas.
Cerita semacam ini, dulunya pernah sering saya dengarkan saat ikut temu Minggu. Jadi anak-anak temu Minggu, biasanya pembina akan bercerita apa saja yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Termasuk, salah satunya adalah cerita Zakeus yang dibuatkan jadi lagu dengan penuh body shaming. "Zakeus orang pendek, kecil betul dia ...," πΆπΆπΆ
Namun, suatu ketika, saya mengupload video dalam cerita tersebut di atas pada status WhatsApp saya. Video berdurasi 4 menit 57 detik itu, saya upload menjadi dua bagian khususnya pada bagian cerita di atas. Tiba-tiba, seorang teman berkomentar. "Terlalu betul yang buat ini video," balasnya pada status saya. "Tunggu saja nanti Tuhan balas."
Membaca ini, saya tidak lagi berniat membalas pesannya. Saya kemudian teringat satu postingan yang pernah saya baca di Facebook. "Tuhan itu jelmaan ego manusia." Demikian kurang lebih bunyi kalimat itu. "Kalau yang mengimajinasikan Tuhan itu seorang pemarah, pendendam, atau pembenci, maka produk Tuhannya juga akan seperti itu. Kalau yang mengimajinasikan Tuhan itu seorang pemurah, pengampun atau pencinta, maka produk Tuhannya juga akan seperti itu."
.
Dalam hidup, terkadang, pengkhianat itu tidak saja kita temukan dalam lingkup kenalan kita. Tetapi juga, berasal dari orang-orang terdekat kita. Apa yang harus dilakukan? Biarkan segala sesuatu mengalir dan berjalan sebagaimana mestinya. Karena orang bilang, segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Namun, apabila ia berkhianat tanpa alasan, cium saja dirinya seperti ciuman maut Yudas.
.
π·; Dari pinterest
https://pin.it/7I9jnxl
π₯ Yang diceritakan ada di YouTube. Sila cari dengan judul Terminator vs Jesus The Greatest Action Story Ever Told!
Comments
Post a Comment