Jawaban Atas Doaku

                     Jawaban Atas Doaku
(Hari ini, tepatnya dua tahun lalu tanggal 31 Desember 2015, Aku menulis refleksi singkat ini)

Tuhan, sampai kini Engkau selalu menjaga dan melindungi Aku, dan tidak pernah Engkau biarkan Aku berjalan sendiri. Namun, dihari-hari ini dimana Aku merasakan kehampaan, putus asa, dan kekuatanku untuk bertahan menghilang. Masihkah Engkau menjaga Aku?
Aku ingin bertanya kepada-Mu Tuhan: "Apa yang Engkau pikirkan tentang Aku dalam keadaanku yang seperti ini? Apakah Engkau sudah bosan dengan sikapku yang selalu mengeluh ketika Aku dilanda cobaan yang berat? Apakah Engkau tertarik padaku yang cacat dan tak berarti ini? Apakah Aku layak untuk dicintai walaupun Aku tahu bahwa Aku penuh kekurangan?
Ditengah pertanyaan dan keraguanku itu, kudengar jawaban-Mu, ya Tuhan:
"AKU di sini bersamamu, dan AKU tahu apa yang sedang terjadi pada dirimu. Keraguanmu, kekuranganmu, kesepianmu, dan penyesalanmu, sampai detik ini pun hidupmu dipenuhi dengan berbagai tantangan dan cobaan. Dan AKU selalu setia mendengarkan segala keluh kesahmu. Karena AKU belum lelah dan tidak akan pernah lelah untuk mencintaimu meskipun terkadang kau merasa bahwa AKU tidak ada di hatimu"

Dari refleksi tersebutlah, saya sadar  bahwa:
Terkadang saya berangapan bahwa Tuhan terlalu jauh untuk dijangkau....
Terkadang saya beranggapan bahwa Tuhan itu sesuatu yang menakutkan....
Terkadang saya beranggapan bahwa Tuhan tidak bisa diajak bicara......
Terkadang saya beranggapan bahwa Tuhan itu hanya mau didengar saja.....
Terkadang saya beranggapan bahwa Tuhan itu suka menghukum.....
Terkadang saya beranggapan bahwa Tuhan itu tidak mengabulkan doa kita....
Dan saya sadar betul bahwa anggapan saya itu betul-betul datang dari hati saya ketika saya merasa bahwa Tuhan sungguh tidak adil atas hidup saya. Dan saya tidak pernah menganggap bahwa ungkapan-ungkapan rasa hati saya itu salah. Saya menganggap bahwa semua anggapan itu benar. Tapi satu hal yang saya lupa bahwa ketika saya beranggapan seperti itu, berarti cara pandang saya pada Tuhan Sang Penciptalah yang sebenarnya salah. Karena itulah saya sering mengeluh. Hingga akhirnya saya DISADARKAN bahwa Tuhan memang selalu ada untuk kita. Bahkan ketika kita merasa sendiri, ketika kita merasa terabaikan dan ketika kita merasa tak kuat lagi untuk menanggung beban kehidupan, Tuhan selalu dekat dengan kita karena DIA hanya sejauh Doa.


Asrama Pada Dita, Ruang Study Gerardus, 31 Desember 2015

Comments

Popular posts from this blog

Buah Nahu, tapi Bukan Buah Sekarang

Menggali Akar Kekerasan Seksual di Waingapu: Normalisasi Konten Seksis di Media Sosial sebagai Pemicu yang Terabaikan?

NATAL TANPAMU (MAMA PAPA)