Akti(F)vis Selangkangan (02)
Yah, ayah, mengapa mereka hanya diam? Apakah suaranya dibungkam ataukah amarahnya diredam? Tanya anak pada ayahnya dengan geram.
Tidak, nak. Kemudian jawab ayahnya yang ingin agar semangat anaknya tidak suram, apalagi padam. Ia tampak seperti menyimpan dendam, pada mereka yang disebut biadap paling kejam. Meski "mereka" melakukan itu dengan mata terpejam hingga menghabiskan waktu berjam-jam. Namun, ada seorang yang terluka paling parah menyebabkan lebam. Luka itu terbuat dari kagum yang kemudian menghujam. Ia pun terhukum dalam duka yang mendalam, atas dirinya yang telah hitam.
"Bukankah noda itu hitam?"
Lalu mengapa mereka hanya diam, tak ingin mengakhiri? Tanya anak lagi. Apakah raga mereka yang tersisa telah mati? Ataukah mereka masih mengenang masa yang pernah mereka nikmati?
Sekali lagi, tidak nak. Mereka tak bisa berbuat banyak. Meski mereka punya hak, tapi mereka tak bisa bebas bergerak. Stigma yang akan mereka terima lebih tak berakhlak.
Ini gila! Ya, ini gila. Yang menikmati mereka berdua, yang berduka hanya seorang, bukan berdua. Kau mungkin akan bertanya-tanya mengapa? Namun, hingga saat ini aku juga belum mendapatkan jawaban dari segala doa. Sebab ini adalah dosa.
Kau lihat? Perempuan itu makin terlihat murung, seperti baru habis bertempur di medan perang, melawan mereka yang hanya menjadikannya "barang", padahal ia lebih berharga untuk dikenang. Luka yang ada ia tutup dengan tempurung, sembari menguatkan diri dan kaumnya di sekeliling, agar tidak jadi korban yang terus dikurung.
"Bangkit melawan atau tunduk ditindas?"
Tanpa pertanyaan itupun, ia sudah ditindas. Bukan saja oleh cinta yang ia rawat dengan tulus, melainkan juga oleh mereka yang menilai hidupnya kian tragis. Cinta macam apa yang terlintas? Bukan seperti yang diidamkannya dengan keras.
Nak, perempuan itu hendak melawan: mereka yang teriakannya suka bicara keadilan. Namun, lupa pada keadilan. Sayang, belum ada kawan. Ia masih sendirian, mengurung segala niatan: hendak melawan.
"Nak, maukah kau ikut bersamanya untuk melawan, agar tak makin banyak akti(F)vis selangkangan?"
Comments
Post a Comment