Saya dan Sebuah Usaha Menghafal Lirik Lagu
Dan ya, saya menikmati itu. Saya menikmati saat-saat di mana di pikiran saya tidak ada lirik-lirik lagu yang terbang membayangi setiap langkah. Saya menikmati pikiran saya yang sangat-sangat kosong, tanpa sepenggal lirik lagu apapun. Namun, beberapa kali saya juga mendengarkan lagu-lagu yang viral (lagi). Hal ini karena saya dipengaruhi oleh Tiktok.
Lagu 'Tuhan Yesus Tidak Berubah," misalnya. Karena keasyikan dan keseringan saya mendengar lagu ini, di jalan saat bepergian, dalam kepala saya hanya ada lagu itu.
"Tuhan Yesus tidak berubah
Tidak berubah, tidak berubah
Tuhan Yesus tidak berubah
Tak berubah selama-lamanya."
Helm hampir jatuh saat salah mengambilnya, "Tuhan Yesus tidak berubah. Tidak berubah, tidak berubah. Tuhan Yesus tidak berubah. Tak berubah selama-lamanya."
Beberapa waktu lalu, saat saya ingin sekali mendengar lagu, dan berusaha mengingat lirik-liriknya, saya tuliskan penggalannya di wall Facebook saya. Lagu itu berjudul, "Farewell to You" dari White Lion.
"Well it's time to say goodbye my friend
I'm glad you stayed until the end
I hope that you've enjoyed the time we spent
Though I know that I'll be back again
I don't know just how soon my friend
Until we meet again just think of me
I'll think of you."
Tahu apa yang terjadi setelah menulis penggalan lirik lagu di atas? Saya mendapati simpati yang mungkin juga empati. "Kenapa?", "Mau ke mana?", "Ada apa?" dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya, saya menghapus kembali status Facebook tersebut, karena ketidakmampuan saya menulis lirik lagu yang kemudian disalahartikan.
Kemarin, saat kembali rindu mendengarkan lagu, saya mendengarkan lalu menulis beberapa penggalan liriknya.
"… I'm waking up, I feel it in my bones
Enough to make my systems blow
Welcome to the new age, to the new age
Welcome to the new age, to the new age."
Tahu apa yang terjadi selanjutnya? Saya juga mendapatkan hal yang sama seperti lirik lagu yang pernah saya tuliskan sebelumnya. "Selamat ulang tahun ...," dan segala harapan lainnya yang mengikuti. Kemudian, saya menghapusnya karena saya tidak sedang berulang tahun.
Oh iya, perihal ulang tahun, saya tidak merayakannya di media sosial. Karena penambahan usia adalah ungkapan syukur pribadi, yang saya tidak tahu tujuannya apa sehingga saya harus upload di media sosial.
Mengharapkan ucapan? Tentu saja tidak! Saya bukan seorang yang setiap berulang tahun, akan meng-upload-nya di media sosial agar kemudian dikomentari banyak orang. Tidak. Saya juga bukan orang yang suka screenshot ucapan yang masuk lalu meng-upload-nya ke story media sosial.
Why? Sederhananya, itu hanya akan menimbulkan kesan, bahwa kamu HANYA akan mengingat seseorang ketika ia memosting, BUKAN karena mengingatnya. Daripada demikian, maka lebih baik tidak diingat sama sekali.
.
Tambahan; saya juga pernah menuliskan alasan mengapa saya tidak merayakan ulang tahun seperti lazimnya kebanyakan di sini;
Comments
Post a Comment