Posts

Saya dan Sebuah Usaha Menghafal Lirik Lagu

Image
Sejak tahun 2017, saya sudah sangat jarang mendengarkan musik lalu menghafal beberapa lagu. Akibatnya, saya jadi tidak tahu beberapa lagu yang sementara hits atau sekadar dinyanyikan teman karena lagunya asyik didengar. Seperti lagu-lagunya Tulus, misalnya. Atau, beberapa lagu pop lainnya.  Dan ya, saya menikmati itu. Saya menikmati saat-saat di mana di pikiran saya tidak ada lirik-lirik lagu yang terbang membayangi setiap langkah. Saya menikmati pikiran saya yang sangat-sangat kosong, tanpa sepenggal lirik lagu apapun. Namun, beberapa kali saya juga mendengarkan lagu-lagu yang viral (lagi). Hal ini karena saya dipengaruhi oleh Tiktok.  Lagu 'Tuhan Yesus Tidak Berubah," misalnya. Karena keasyikan dan keseringan saya mendengar lagu ini, di jalan saat bepergian, dalam kepala saya hanya ada lagu itu. "Tuhan Yesus tidak berubah Tidak berubah, tidak berubah Tuhan Yesus tidak berubah Tak berubah selama-lamanya."  Helm hampir jatuh saat salah mengambilnya, ...

Sebuah Pengakuan; Menunggu Bukan Dosa

Image
Pujian itu masih kupelihara. Ia masih ada, tersimpan bersama kekaguman yang nyata - seperti saat sedia kala, ketika hati menginginkan kehadiranmu. "Aku akan menua bersamamu," itu adalah janjiku, bukan hanya kuberikan padamu, tapi juga kepada usaha, niat yang kutanam dan terlebih pada hatiku.  Sejauh ini, aku telah berada di sini, di tempat paling dalam, tempat di mana hatiku kau kubur. Di tempat ini, egoku tak ada lagi. Ia telah mati, seiring bertumbuhnya rasa ini untukmu. Kuharap, ini akan bertahan selama yang kamu inginkan, sebab aku akan mempertahankannya, meski kelak kau kan mengusirku.  Pilihanku, bukan semata karena aku yang meminta, tapi juga turut serta dibumbui oleh doa dan keinginanmu. Maka, bersamamu, bukan semata untuk keindahan itu sendiri, tetapi juga bersama suka duka, yang kita carikan solusinya bersama.  Bukankah, bersama dengan orang yang paling kau sayangi adalah salah satu keindahan semesta yang tak bisa kau dustai? Dan itu membantu menyada...

Yesus, Terminator dan Saya

Image
Dalam suatu kesempatan, ketika Yesus memberkati makanan dan minuman yang tersedia pada saat-saat terakhir-Nya, Ia berkata, "saudara-saudaraku, waktuku bersama kalian hampir selesai. Tapi untuk sekarang, mari kita makan." Tiba-tiba, pintu didobrak. Seseorang dari masa depan telah diutus untuk menyelamatkan Yesus. Ia adalah Terminator.  Semua murid Yesus yang hadir di sana kaget. Dengan facial recognition yang dimilikinya, Terminator dengan mudah mengenali wajah pengkhianat Yesus. "Makan ini," katanya. Lalu "dorrrrr!" menembak Yudas Iskariot. "Kamu tidak mengerti, yah?" tanya Yesus marah. "Kamu telah ditargetkan untuk dimusnahkan," jawab Terminator. "Aku sudah bilang padamu, Aku seharusnya mati untuk menebus dosa manusia." Lalu Yesus pun membangkitkan Yudas. "Aku diprogram untuk melindungi-Mu." Kemudian, sekali lagi, "dorrrrr!" Yudas yang bangkit tadi, sekali lagi mati setelah dibangkitkan dari ke...

Gula: Manis sih, tapi.....

Image
Akhir pekan kemarin, saya menonton serial film Kingsman: The Golden Circle, setelah sebelumnya menyelesaikan serialnya yang pertama, Kingsman: The Secret Service- sebuah film aksi petualangan Britania Raya-Amerika Serikat yang serial pertamanya dirilis pada tahun 2015, kemudian yang ke dua tahun 2017 (lalu selanjutnya 2021, tapi yang ini lebih menceritakan awal mula terbentuknya lembaga tukang jahit (baca: mata-mata) independen bernama Kingsman). Saat keasyikan menonton, saya malah fokus pada adegan di mana Charlie Hesketh (calon anggota Kingsman yang gagal pada serial sebelumnya) bertemu Poppy Adams, pemimpin kartel narkoba terbesar dunia di tempat persembunyiannya. Dalam adegan tersebut, diceritakan bahwa gula delapan kali lebih adiktif daripada kokain dan lima kali lipat penyebab kematian. Namun, seperti yang dikatakan dalam adegan film Kingsman tersebut, gula itu legal.  Okay, sudah. Sekian dulu. Saya tidak sedang menceritakan film Kingsman. Tulisan ini terinspirasi...

Delonix Regia dan Lelaki Pemilik Dandelion

Image
Suatu hari di belahan utara bumi, saat itu, awal bulan penghujung musim gugur di mana delonix regia bermekaran, seekor kupu-kupu menghinggapi dahan pohon berdaun majemuk dan rapat itu. Ia terlihat gusar. Mungkin sedang lelah, tapi ia tetap menari di atas sana. Mencari kepala putik delonix regia yang bermekaran itu. Dari dahan satu ke dahan yang lainnya, ia hinggapi. Famili fabaceae itu tak marah padanya. Malah, sebaliknya, ia turut senang sebab kupu-kupu itu membantunya dengan cara menjatuhkan serbuk sari ke kepala putik agar proses pembuahannya dapat terjadi.  Sementara itu, di bawah pohon yang rimbun dan rindang itu, seorang perempuan sedang berteduh di bawahnya. Ia terus mengamati kupu-kupu yang cantik itu hinggap pada mahkota delonix regia untuk menghisap sari madunya. Kupu-kupu itu begitu bahagia mendapatkan sari madu delonix regia. Tanpa sadar, ia menjatuhkan serbuk sari yang menempel di kakinya. Perempuan yang sedari tadi mengamatinya itu tersenyum. Sesuatu telah...

Ulang Tahun, Foto Profil dan Kebiasaan Saya

Image
Pukul 06.05 pagi tadi, adik saya, @ Semi Hunga mengirimkan pesan WhatsApp ucapan selamat ulang tahun. 3 detik kemudian, pesan ucapan ulang tahun satu lagi masuk. Kali ini pesan itu dikirimkannya di group WhatsApp keluarga. "Apa kirim ucapan group, supaya apa?" tanya saya.  Rasanya, saya penasaran sekali akan jawaban yang diberikan adik saya. Karena itu, agar ia membalasnya dengan cepat, saya kirimkan lagi emoji marah sebanyak tiga kali. "Supaya mereka memberikan ucapan," balasnya. Mereka yang dimaksud adalah orang-orang yang tergabung dalam group itu, yakni group keluarga. Saya tidak puas dengan jawaban adik saya. Sebab, bagi saya, memberi ucapan (entah apapun itu) agar diikuti oleh orang lain, rasanya tidak begitu penting dibandingkan dengan ucapan langsung, misalnya dengan memberi pesan singkat yang hanya saya, pemberi ucapan dan Tuhan yang tahu. Pada detik ke sebelas, saya membalasnya lagi, "tidak hapus? Saya blokir," begitu ancaman saya ...

Sebab 'hidup bersama' Sudah Terlalu Mainstream.

Image
Aku baru saja terbangun dari tidur, saat sesuatu menyelinap masuk ke dalam pikiranku. Masuknya bukan melalui kepala, bukan juga melalui lubang hidungku. Apalagi melalui mulut. Entah dari mana sesuatu ini datang, yang jelas, seseorang telah mengirimkannya untukku.  Aku ingat jelas malam itu, ketika segala sesuatu yang pernah tersimpan dalam pikiranku, perlahan pecah, hancur dan hilang satu persatu. Bahkan, hilangnya tak menyisakan apa-apa lagi. Semuanya seakan lenyap bagai ditelan bumi. Puncaknya terjadi pada moment pergantian tahun baru. "Seseorang telah menggantikannya dengan sesuatu yang baru," gumamku. "Sesuatu yang begitu kuat, hingga dengan mudahnya ia gantikan yang pernah coba kusimpan." Sesuatu yang baru itu memang begitu kuat. Ia mampu menghapus segala memory dalam ingatanku. Lalu, tumbuh. Ia tak bernyawa, tapi hidup. Hidup seakan mati. Ia tak berbentuk, tapi berwarna. Warnanya hijau, juga sedikit hitam. Terkadang, hitamnya lebih kuat daripada hi...